Banyak umat Islam
maupun non muslim yang meyakini bahwa kubah (Inggris=dome) adalah
warisan asli budaya Islam. Padahal itu adalah asumsi yang sangat keliru,
karena kubah bukan hanya digunakan pada bangunan masjid,
tapi juga gedung-gedung ataupun rumah ibadah non muslim juga. Konon,
peradaban Mesopotamia lah yang pertamakali memperkenalkan dan
menggunakan kubah pertama pada arsitektur bangunan mereka, diperkirakan
sekitar 6000 tahun silam. Mesopotamia sendiri terletak di antara dua
sungai besar, Eufrat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi Republik Irak
itu di zaman dahulu disebut Mesopotamia, yang dalam bahasa Yunani
berarti “(daerah)” di antara sungai-sungai”.
Namun ada pula yang
menyatakan bahwa kubah mulai muncul pada masa imperium Romawi, sekitar tahun
100 M. Salah satu buktinya adalah bangunan Pantheon (kuil) di kota Roma yang
dibangun Raja Hadria pada 118 M-128 M.
Penggunaan kubah tercatat mulai berkembang pesat di periode awal masa
Kristen. Struktrur dan bentang kubah pada waktu itu tak terlalu besar, seperti
terdapat pada bangunan Santa Costanza di Roma. Pada era kekuasaan Bizantium,
kaisar Justinian mulai membangun kubah kuno yang megah. Dia menggunakan kubah
pada bangunan Hagia Sophia di Konstantinopel. Gereja yang kemudian beralih
fungsi menjadi masjid dan kini menjadi museum ini adalah salahsatu bukti bahwa
kubah bukanlah dari peradaban Islam murni. Bahkan di Moskow Rusia, ada
juga bangunan katedral yang menjadi ikon kota Moskow dengan kubah pada bagian
atasnya, sehingga dalam pandangan sekilas akan terlihat sangat mirip bangunan
masjid.
0 komentar:
Posting Komentar